Jumat, 17 Juni 2011

The Beatles

The Beatles
A square quartered into four head shots of young men with moptop haircuts. Clockwise from top left, one smiles jauntily towards his right, one faces forward excitedly with an opened mouth, one smiles with his left eye half closed as if blinking, and one looks up with his tongue stuck out slightly as if licking his lips. All four wear white shirts and dark coats.The Beatles adalah kelompok pemusik Inggris beraliran rock, dibentuk di Liverpool pada tahun 1960, seringkali dianggap sebagai pemusik tersukses secara komersial dan paling banyak mendapat pujian dalam musik populer. Sejak tahun 1962, kelompok ini terdiri dari John Lennon (gitar ritem, vokal), Paul McCartney (gitar bass, vokal), George Harrison (gitar utama, vokal), Ringo Starr (drum, vokal). Bermula dari aliran skiffle dan rock and roll 1950-an, kelompok ini nantinya memainkan musik dalam berbagai genre mulai dari folk rock sampai rock psikedelik, memasukkan juga unsur musik klasik dan elemen lain dengan cara inovatif. The Beatles dipandang sebagai perwujudan ide-ide progresif, berpengaruh terhadap revolusi sosial budaya dekade 60-an.
Awalnya 5 orang terdiri dari Lennon, McCartney, Harrison, Stuart Sutcliffe (bas) dan Pete Best (drum), The Beatles hanya terkenal di klub-klub Liverpool dan Hamburg selama 3 tahun mulai tahun 1960. Sutcliffe hengkang tahun 1961, dan Best diganti Starr tahun berikutnya. Beatles ditempa jadi profesional oleh seorang pengusaha toko musik bernama Brian Epstein setelah ia jadi manajer mereka dan potensi musik dipoles oleh produser George Martin. Akhir 1962, Beatles sudah mendapatkan kesuksesan di Britania Raya dengan singel pertama Love Me Do. Sepanjang tahun berikut, mereka melakukan tur internasional sampai 1966 dan berkonsentrasi merekam album di dalam negeri sampai bubar tahun 1970. Karir solo masing-masing dibilang sukses tapi Lennon terbunuh di New York City tahun 1980 dan Harisson meninggal karena kanker tahun 2001. McCartney dan Starr masih aktif bermusik.
Dalam tahun-tahun rekaman album studio, Beatles merilis karya-karya yang dinilai terbaik oleh kritikus, salah satunya Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band (1967), dipuji sebagai karya agung. Empat dekade setelah bubar, musiknya masih populer. Mereka memiliki lebih dari satu album nomor 1 di tangga lagu Britania Raya dan bertengger paling lama dibanding pemusik manapun. Berdasarkan RIAA, mereka adalah pemusik yang menjual album terbanyak di Amerika Serikat. Tahun 2008, majalah Billboard merilis daftar musikus dengan penjualan terbesar sepanjang sejarah Hot 100 untuk merayakan 15 tahun hari jadi tangga lagu singel Amerika dimana The Beatles berada di nomor satu. Tujuh kali mendapat Grammy Awards, 15 Ivor Novello Awards dari British Academy of Songwriters, Composers and Authors, The Beatles secara kolektif dimasukkan dalam kompilasi majalah TIME sebagai satu dari 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20.

Hiu



Hiu
Hiu samudra berujung putih, Carcharhinus 
longimanus
Hiu samudra berujung putih, Carcharhinus longimanus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Upafilum: Vertebrata
Kelas: Chondrichthyes
Upakelas: Elasmobranchii
Superordo: Selachimorpha


Hiu atau cucut

adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap [1] dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.[1] Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi, Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.

Ciri-ciri fisik

Kerangka

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod, karena terbuat dari tulang muda, yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.[3]

Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.
Beberapa organisasi, seperti misalnya Shark Trust, melakukan kampanye untuk membatasi penangkapan hiu.

Hiu dalam mitologi

Hiu sangat menonjol dalam mitologi Hawaii. Ada cerita-cerita tentang manusia hiu yang mempunyai rahang hiu di belakang mereka. Mereka dapat berubah bentuk antara hiu dan manusia pada waktu-waktu yang mereka inginkan. Sebuah tema umum dalam cerita-cerita ini adalah bahwa manusia-manusia hiu ini akan memperingatkan orang-orang yang ke pantai bahwa di perairan itu terdapat hiu. Orang-orang yang ke pantai itu akan menertawai dan mengabaikan peringatan-peringatan mereka dan akan tetap berenang, dan karena itu kemudian mereka dimakan oleh manusia hiu yang sama, yang memberikan peringatan kepada mereka agar tidak turun ke air.
Mitologi Hawaii juga mengandung banyak dewa hiu. Mereka percaya bahwa hiu adalah penjaga samudra, dan mereka disebut Aumakua:
  • Kamohoali'i – Dewa hiu yang paling terkenal dan dihormati. Ia lebih tua dan menyukai saudara dari Pele, dan menolong serta berjalan bersamanya ke Hawaii. Ia mampu mengambil rupa manusia dan ikan. Sebuah tebing yang tinggi di kawah Kilauea dianggap sebagai salah satu tempatnya yang paling suci. Di salah satu tempat itu, ia mempunyai sebuah he'iau (kuil) yang dipersembahkan baginya di setiap potong tanah yang menjorok ke laut di pulau Moloka'i.
  • Ka'ahupahau – Dewi ini dilahirkan sebagai manusia, dengan ciri khasnya karena rambutnya yang merah. Ia belakangan berubah ke dalam bentuk hiu dan diyakini melindungi rakyat yang hidup di O'ahu dari ikan-ikan hiu. Ia juga diyakini hidup dekat Pearl Harbor.
  • Kaholia Kane – Ini adalah dewa hiu dari ali'i Kalaniopu'u dan diyakini tinggal di sebuah gua di Puhi, Kaua'i.
  • Kane'ae – Dewi hiu yang berubah menjadi manusia agar dapat mengalami suka cita menari.
  • Kane'apua – Yang paling umum, ia diyakini sebagai saudara laki-laki dari Pele dan Kamohoali'i. Ia adalah dewa yang suka mempermainkan orang yang melakukan banyak tindakan kepahlawanan, termasuk menenangkan dua bukit legendaries yang konon bertabrakan sehingga menghancurkan perahu-perahu yang berusaha melewatinya.
  • Kawelomahamahai'a – Asalnya manusia, ia kemudian diubah menjadi hiu.
  • Keali'ikau 'o Ka'u – Ia adalah sepupu dari Pele dan anak laki-laki dari Kua. Ia disebut pelindung rakyat Ka'u. Ia pernah mengadakan hubungan dengan seorang gadis manusia, yang melahirkan seekor hiu hijau.
  • Kua – ini adalah dewa hiu yang utama dari rakyat Ka'u, dan diyakini merupakan nenek moyang mereka.
  • Kuhaimoana – Ia adalah saudara laki-laki dari Pele dan tinggal di pulau Ka'ula. Panjangnya konon 55 m dan merupakan suami dari Ka'ahupahau.
  • Kauhuhu – Ia adalah raja hiu yang kejam yang hidup di sebuah gua di Kipahulu di pulau Maui. Kadang-kadang ia pindah ke gua yang lain di sisi angin bertiup dari pulau Moloka'i.
  • Kane-i-kokala – Sejenis dewa hiu yang menyelamatkan orang-orang yang karam kapalnya dengan membawa mereka ke pantai. Orang-orang yang menyembahnya tidak mau memakannya, menyentuh atau melintasi asap kokala, ikannya yang suci.
Dalam budaya-budaya Samudra Pasifik lainnya, Dakuwanga adalah dewa hiu yang juga merupakan pemakan jiwa-jiwa yang tersesat.
Di Yunani kuno, orang dilarang makan daging hiu pada festival-festival perempuan.

 Mitos

Ada mitos yang populer bahwa hiu kebal terhadap penyakit dan kanker; namun hal ini tidak benar. Ada penyakit dan parasit yang memengaruhi hiu. Bukti bahwa hiu setidak-tidaknya tahan terhadap kanker dan penyakit boleh dikatakan hanya anekdot dan kalaupun ada, sedikit sekali studi ilmiah atau statistik yang membuktikan bahwa hiu dapat meningkatkan kekebalan terhadap penyakit.

James clerk maxwell




Fisikawan Inggris kesohor James Clerk Maxwell ini terkenal melalui formulasi empat pernyataan yang menjelaskan hukum dasar listrik dan magnit.

Kedua bidang ini sebelum Maxwell sudah diselidiki lama sekali dan sudah sama diketahui ada kaitan antar keduanya. Namun, walau pelbagai hukum listrik dan kemagnitan sudah diketemukan dan mengandung kebenaran dalam beberapa segi, sebelum Maxwell, tak ada satu pun dari hukum-hukum itu yang merupakan satu teori terpadu. Dalam dia punya empat perangkat hukum yang dirumuskan secara ringkas (tetapi punya bobot tinggi), Maxwell berhasil menjabarkan secara tepat perilaku dan saling hubungan antara medan listrik dan magnit. Dengan begitu dia mengubah sejumlah besar fenomena menjadi satu teori tunggal yang dapat dijadikan pegangan. Pendapat Maxwell telah jadi anutan pada abad sebelumnya secara luas baik di sektor teori maupun dalam praktek ilmu pengetahuan.

Nilai terpenting dari, pendapat Maxwell yang baru itu adalah: banyak persamaan umum yang bisa terjadi dalam semua keadaan. Semua hukum-hukum listrik dan magnit yang sudah ada sebelumnya dapat dianggap berasal dari pendapat Maxwell, begitu pula sejumlah besar hukum lainnya, yang dulunya merupakan teori yang tidak dikenal. Dari pendapat Maxwell ini dapat diperlihatkan betapa pergoyangan bolak-balik bidang elektromagnetik secara periodik adalah sesuatu hal yang bisa terjadi. Gerak bolak-balik seperti pendulum ini disebut gelombang elektromagnetik, yang bilamana sekali digerakkan akan menyebar terus hingga angkasa luar. Dari pendapat-pendapat ini mampu menunjukkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik itu mencapai sekitar 300.000 kilometer (186.000 mil) per detik. Maxwell mengetahui bahwa ini sama dengan ukuran kecepatan cahaya. Dari sudut ini dia dengan tepat mengambil kesimpulan bahwa cahaya itu sendiri terdiri dari gelombang elektromagnetik.
Jadi, pendapat Maxwell bukan semata merupakan hukum dasar dari kelistrikan dan kemagnitan, tetapi juga sekaligus merupakan hukum dasar optik. Sesungguhnya, semua hukum terdahulu yang dikenal sebagai hukum optik dapat dikaitkan dengan pendapatnya, juga banyak fakta dan hubungan dengan hal-hal yang dulunya tidak terungkapkan.
 

Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi elektromagnetik. Pendapat Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.
 

Meski kemasyhuran Maxwell yang paling menonjol terletak pada sumbangan pikirannya yang dahsyat di bidang elektromagnetik dan optik, dia juga memberi sumbangan penting bagi dunia ilmu pengetahuan di segi lain termasuk teori-teori astronomi dan termodinamika (penyelidikan ihwal panas). Salah satu minat khususnya adalah teori kinetik tentang gas. Maxwell menyadari bahwa tidak semua molekul gas bergerak pada kecepatan sama. Sebagian lebih lambat, sebagian lebih cepat, dan sebagian lagi dengan kecepatan yang luar biasa. Maxwell mencoba rumus khusus menunjukkan bagian terkecil molekul bergerak (dalam suhu tertentu) pada kecepatan yang tertentu pula. Rumus ini disebut "penyebaran Maxwell," merupakan rumus yang paling luas terpakai dalam rumus-rumus ilmiah, dan mengandung makna dan manfaat penting pada tiap cabang fisika.
 

Maxwell

dilahirkan di Edinburgh, Skotlandia, tahun 1831. Dia teramatlah dini berkembang: pada usia lima belas tahun dia sudah mampu mempersembahkan sebuah kertas kerja ilmiah kepada "Edinburgh Royal Society." Dia masuk Universitas Edinburgh dan tamat Universitas Cambridge. Kawin, tetapi tak beranak. Maxwell umumnya dianggap teoritikus terbesar di bidang fisika dalam seluruh masa antara Newton dan Einstein. Kariernya yang cemerlang berakhir terlampau cepat karena dia meninggal dunia tahun 1879 akibat serangan kanker, tak berapa lama sehabis merayakan ulang tahunnya yang ke-48.

kura kura

Kura - Kura


Kura- Kura
Rentang fosil: Masa Trias - kini
Kura-kura kubus Florida Terrapene carolina
Kura-kura kubus Florida Terrapene carolina
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Sauropsida
Ordo: Testudinata
Linnaeus, 1758


Kura-kura dan penyu
adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.
Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.
Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa ini, yalah penyu (bahasa Inggris: sea turtles), labi-labi atau bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).

Evolusi

Bagaimana batok kura-kura itu terbentuk dan berkembang dalam proses evolusinya, belum diperoleh keterangan yang jelas. Fosil kura-kura tertua kedua yang berasal dari Masa Trias (sekitar 210 juta tahun silam), Proganochelys, telah berbentuk mirip dengan kura-kura masa kini. Perbedaannya, tulang belulang di bagian punggung belum begitu melebar dan belum semuanya menyatu membentuk tempurung yang sempurna. Kura-kura purba hidup dan berkembang kurang lebih sejaman dengan dinosaurus. Archelon, misalnya, merupakan kura-kura raksasa yang diameter tubuhnya dapat mencapai lebih dari 4 m. Fosil kura-kura tertua yang ditemukan saat ini adalah Odontochelys yang ebrasal dari sekitar 220 juta tahun silam.
Banyak jenis kura-kura yang hidup sekarang mampu menyembunyikan kepala, kaki dan ekornya ke dalam tempurungnya, sehingga dapat menyelamatkan diri. Namun beberapa kura-kura primitif, seperti contohnya penyu, tak dapat menarik masuk anggota badannya itu.

Kebiasaan Hidup

Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora).
Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.
Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length). Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci. Sementara kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos dan Kep. Seychelles panjangnya dapat melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan, yang panjang karapasnya tidak melebihi 8 cm.
Kura-kura berbiak dengan bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir (pada kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis penyu) diletakkan setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.
Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata cenderung menghasilkan banyak hewan jantan.
Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kep. Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).

Kura-kura dan Manusia

Kura-kura secara tradisional merupakan hewan yang akrab dengan manusia. Mitologi Hindu menyebutkan bahwa bumi ini disangga oleh empat ekor kura-kura. Demikian pula, kisah kuno Adiparwa menceritakan bahwa kura-kura raksasa berperan penting menyangga gunung, yang diputar dan digunakan untuk mengaduk lautan, dalam mencari tirta amerta –air kehidupan.
Labi-labi juga menjadi hewan yang disucikan, sehingga kerap dipelihara di kolam-kolam kuil Hindu atau tempat suci lainnya. Karena itu, lukisan kura-kura kadang-kadang muncul pada relief candi atau makam.
Pada sisi yang lain, daging kura-kura dan penyu telah sejak lama dikenal sebagai makanan yang lezat. Beribu-ribu ekor labi-labi, kura-kura dan penyu, terutama penyu hijau, berakhir hidupnya setiap tahun di dapur restoran. Demikian pula nasib telur-telurnya, banyak yang akhirnya menjadi santapan manusia.
Sejenis penyu, yakni penyu sisik (Eretmochelys imbricata), diburu orang untuk diambil sisiknya yang indah sebagai bahan perhiasan. Bersama penyu sisik, beberapa jenis penyu yang lain juga kerap dibunuh dan dikeringkan (diopset) untuk dijadikan hiasan dinding.
Di samping itu banyak jenis kura-kura yang ditangkapi untuk diperdagangkan sebagai hewan timangan (pet). Baik karena keindahan warnanya, keunikannya, atau –ironisnya- kelangkaannya. Beberapa jenisnya dapat mencapai harga yang sangat mahal.
Tekanan yang tinggi dan terus-menerus ini, telah menurunkan banyak populasi kura-kura ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Apalagi kebanyakan habitat alaminya di sungai-sungai, rawa dan hutan juga telah turut rusak akibat aktivitas manusia. Pada pihak lain, perkembangan populasi kura-kura amat lambat dan kebanyakan malah belum diketahui sifat-sifat dan kebiasaannya. Oleh sebab itu tindakan konservasi bagi hewan ini amat diperlukan.
Dari semua bangsa kura-kura, hanya penyu yang telah dilindungi dengan cukup baik di Indonesia. Hampir semua jenisnya telah dilindungi oleh undang-undang. Banyak pantai peneluran penyu yang telah dimasukkan ke dalam kawasan yang dilindungi, seperti misalnya Pantai Sukamade di Jawa Timur dan Pantai Jamursba-Medi di Papua. Meski demikian, penangkapan penyu dan pengambilan telurnya masih juga berlangsung secara ilegal dan sulit dihentikan.

Keanekaragaman Jenis dan Penyebaran


"Chelonia" dari karya Ernst Haeckel Artforms of Nature, 1904
Seluruhnya, diperkirakan terdapat sekitar 260 spesies kura-kura dari 12-14 suku (familia) yang masih hidup di pelbagai bagian dunia. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 45 jenis dari sekitar 7 suku kura-kura dan penyu.
Suku-suku tersebut dan beberapa contohnya:


Chelidae, kura-kura leher ular

Suku ini dinamai demikian karena kebanyakan anggotanya memiliki leher yang panjang. Karena tak dapat ditarik masuk, kepala kura-kura ini hanya dilipat menyamping di sisi tubuhnya di bawah lindungan pinggiran tempurung badannya.
Suku kura-kura leher ular menyebar terutama di Papua dan Australia serta pulau-pulau di sekitarnya, dan di Amerika Selatan. Di luar tempat-tempat tersebut ditemukan pula di Pulau Rote, Nusa Tenggara. Habitat kura-kura ini adalah perairan tawar. Beberapa jenisnya yang ada di Indonesia, di antaranya:
  • Kura-kura rote (Chelodina mccordi)
  • Kura-kura papua (Chelodina novaeguineae)
  • Kura-kura perut putih (Elseya branderhosti)

Pelomedusidae

Seperti kerabat terdekatnya, Chelidae, anggota suku ini merupakan kura-kura air tawar. Kura-kura ini hidup di Amerika Selatan, Afrika dan Madagaskar dan tidak didapati di Indonesia. surya sedang mengejar cinta kimlie


Cheloniidae, penyu

Penyu hidup sepenuhnya akuatik di lautan. Kecuali yang betina ketika bertelur, penyu boleh dikatakan tidak pernah lagi menginjak daratan setelah dia mengenal laut semenjak menetas dahulu. Kepala, kaki dan ekor penyu tak dapat ditarik masuk ke tempurungnya. Kaki-kaki penyu yang berbentuk dayung, dan lubang hidungnya yang berada di sisi atas moncongnya, merupakan bentuk adaptasi yang sempurna untuk kehidupan laut.
Penyu tersebar luas di samudera-samudera di seluruh dunia. Dari tujuh spesies anggota suku ini, enam di antaranya ditemukan di Indonesia. Beberapa contohnya adalah:

Dermochelyidae, penyu belimbing

Suku penyu ini hanya memiliki satu anggota saja, yakni penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Hidup di lautan-lautan besar hingga ke daerah dingin, penyu ini merupakan kura-kura terbesar yang masih hidup. Panjang tubuhnya (panjang karapas) dapat mencapai 3 m, meski umumnya hanya sekitar 1.5 m atau kurang, dan beratnya mendekati 1 ton.

Chelydridae

Suku ini terdiri dari kura-kura air tawar berekor panjang dan berkepala besar, yang menyebar di Amerika. Dengan perkecualian satu marga anggotanya (Platysternon) yang menyebar di Tiongkok dan Indochina. Beberapa ahli memasukkan Platysternon ke dalam suku tersendiri, Platysternidae. Tidak ada di Indonesia.

Kinosternidae

Yakni suku kura-kura air tawar kecil dari Amerika bagian tengah. Hewan yang mampu mengeluarkan bau tak enak ini tidak terdapat di Indonesia.

Dermatemyidae

Juga menyebar terbatas di Amerika Tengah. Dermatemys berukuran relatif besar dan hidup di sungai-sungai.

Carettochelyidae, labi-labi moncong babi

Suku ini hanya memiliki satu anggota yang hidup, yakni labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta). Lainnya telah punah dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil. Labi-labi ini menyebar terbatas di Papua bagian selatan dan di Australia bagian utara.

Trionychidae, labi-labi

Menyebar luas di Amerika utara, (Eropa ?), Afrika dan Asia, ini adalah suku labi-labi yang paling banyak jenisnya. Di Australia, suku ini hanya tinggal berupa fosil. Beberapa contohnya dari Indonesia adalah:

Emydidae

Ini adalah suku kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup di air tawar di Eropa, Asia dan terutama di Amerika. Emydidae merupakan salah satu suku kura-kura terbesar dari segi jumlah anggotanya. Tidak ada spesiesnya di Indonesia kecuali dalam bentuk hewan introduksi sebagai hewan peliharaan. Salah satu contohnya yang banyak dipelihara di Indonesia adalah kura-kura telinga merah (Trachemys scripta).

Geoemydidae

Merupakan suku kura-kura yang terbanyak anggotanya, Geoemydidae (dahulu disebut Bataguridae) terutama menyebar di Asia Tenggara. Di luar itu, anggota suku ini juga ditemukan di Afrika bagian utara, Erasia dan Amerika tropis. Ini adalah suku kura-kura air tawar yang terutama hidup di sungai-sungai, meskipun sering pula ditemui di daratan. Di Indonesia terdapat sekitar 11 jenisnya. Di antaranya:

Testudinidae, kura-kura darat sejati

Adalah suku kura-kura darat dengan banyak anggota yang tersebar luas di seluruh dunia. Kura-kura raksasa dari Kepulauan Galapagos dan kura-kura darat berumur panjang dari Kep. Seychelles di atas termasuk ke dalam suku ini. Dua anggotanya terdapat di Indonesia:

bunglon

Bunglon


Bronc jubata 050826 9797 ckup rsz.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Reptilia
Ordo: Sauria
Famili: Agamidae
Genus: Bronchocela
Spesies: B. jubata
Nama binomial
Bronchocela jubata
Duméril & Bibron, 1837
  

Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) Agamidae. Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak terbang (Draco spp.) dan soa-soa (Hydrosaurus spp.).
Bunglon meliputi beberapa marga, seperti Bronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes dan lain-lain. Bunglon bisa mengubah-ubah warna kulitnya, meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku Chamaeleonidae). Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman.

Bunglon Surai

Bunglon surai memiliki nama ilmiah Bronchocela jubata Duméril & Bibron, 1837. Dalam bahasa lain, dikenal dengan nama bunglon (Jkt., Jw.), londok atau lunduk (Sd.), atau green crested lizards (Ingg.). Nama lainnya dalam bahasa Inggris cukup menyesatkan: bloodsuckers, karena pada kenyataannya kadal ini tidak pernah menghisap darah.
Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.

Deskripsi tubuh

Bunglon kebun yang berukuran sedang, berekor panjang menjuntai. Panjang total hingga 550 mm, dan empat-perlimanya adalah ekor. Gerigi di tengkuk dan punggungnya lebih menyerupai surai ("jubata" artinya bersurai) daripada bentuk mahkota, tidak seperti kerabat dekatnya B. cristatella (crista: jambul, mahkota). Gerigi ini terdiri dari banyak sisik yang pipih panjang meruncing namun lunak serupa kulit.
Kepalanya bersegi-segi dan bersudut. Dagu dengan kantung lebar, bertulang lunak. Mata dikelilingi pelupuk yang cukup lebar, lentur, tersusun dari sisik-sisik berupa bintik-bintik halus yang indah.
Dorsal (sisi atas tubuh) berwarna hijau muda sampai hijau tua, yang bisa berubah menjadi coklat sampai kehitaman bila merasa terganggu. Sebuah bercak coklat kemerahan serupa karat terdapat di belakang mulut di bawah timpanum. Deretan bercak serupa itu, yang seringkali menyatu menjadi coretan-coretan, terdapat di bahu dan di sisi lateral bagian depan; semakin ke belakang semakin kabur warnanya.
Sisi ventral (sisi bawah tubuh) kekuningan sampai keputihan di dagu, leher, perut dan sisi bawah kaki. Telapak tangan dan kaki coklat kekuningan. Ekor di pangkal berwarna hijau belang-belang kebiruan, ke belakang makin kecoklatan kusam dengan belang-belang keputihan di ujungnya.
Sisik-sisik bunglon surai keras, kasar, berlunas kuat; ekornya terasa bersegi-segi. Perkecualiannya adalah sisik-sisik jambul, yang tidak berlunas dan agak lunak serupa kulit.

Kebiasaan

Anak bunglon surai di semak hias
Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat, capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.
Bunglon surai bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.

Keistimewaan

Di saat Bunglon merasa terancam , Ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan. Fungsi penyamaran demikian disebut kamuflase. Hal ini berbeda dengan "mimikri", yakni penyamaran bentuk atau warna hewan yang menyerupai makhluk hidup lain.

kuda nil

Kuda nil


Hippopotamus
Common hippopotamus, Hippopotamus amphibius
Common hippopotamus, Hippopotamus amphibius
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Superordo: Cetartiodactyla
Ordo: Artiodactyla
Famili: Hippopotamidae
Genus: Hippopotamus
Linnaeus, 1758
Spesies: H. amphibius
Nama binomial
Hippopotamus amphibius
Linnaeus, 1758[2]
Range map[1]
Range map[1]

Kuda nil 
(Latin: Hippopotamus amphibius) atau hippo (bahasa Yunani: ἱπποπόταμος, hippopotamos, dari ἵππος, hippos, "kuda", dan ποταμός, potamos, "sungai") adalah mamalia dari keluarga Hippopotamidae yang berukuran besar, herbivora, dan berasal dari Afrika sub-Sahara. Kuda nil adalah hewan darat terbesar ketiga setelah gajah dan badak putih

Keadaan fisik

Kuda nil memiliki tubuh yang besar dan berat, serta kulit kelabu gelap. Mereka juga memiliki gading besar yang biasa mereka gunakan untuk mempertahankan diri dari predator. Kuda nil memiriki ciri khas tubuh yang besar, mulut dan gigi yang sangat besar, empat kaki yang pendek dan gemuk, serta badan yang hampir tidak berambut. Kuda nil dewasa memiliki berat 1.5 sampai 3 ton. Meskipun bertubuh besar dan berkaki pendek, kuda nil mampu berlari dengan cepat. Untuk jarak pendek, mereka mampu berlari secepat 30 km/jam, lebih cepat dari kecepatan lari manusia pada umumnya. Kuda nil memiliki watak agresif dan dianggap salah satu hewan paling berbahaya di Afrika.
Kerabat kuda nil yang paling dekat adalah kelompok Cetacea, seperti paus, lumba-lumba dan pesut. Selain itu kuda nil juga berkerabat dengan babi dan hewan-hewan berkuku genap lainnya.

Habitat

Kuda nil tinggal di Afrika subsahara. Mereka tinggal di dan dekat air tawar, seperti danau dan sungai. Kira-kira terdapat 125 ribu hingga 150 ribu kudanil di Afrika, dan yang terbanyak berada di Zambia dan Tanzania. Kuda nil juga merupakan hewan yang populer di kebun binatang.
Ancaman terhadap kuda nil diantaranya hilangnya habitat, dan perburuan liar. Kuda nil diburu untuk diambil daging dan gigi taringnya.

Kehidupan

Kuda nil adalah hewan herbivora. Pada siang hari, kuda nil berada air atau di lumpur untuk tetap dingin. Di air, kuda nil hidup secara berkelompok, dan menguasai wilayah tertentu. Kuda nil juga tidur, bereproduksi dan melahirkan di air. Pada petang dan malam hari, kuda nil keluar dari air dan memakan rumput. Di darat, kuda nil tidak berkelompok dan tidak memiliki wilayah teritorial.

Harimau

Harimau Bengal (P. tigris tigris)
Harimau Bengal (P. tigris tigris)
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Genus: Panthera
Spesies: P. tigris
Nama binomial
Panthera tigris
(Linnaeus, 1758)
Sejarah penyebaran harimau (kuning pucat) dan pada tahun 2006 (hijau).[2]
Sejarah penyebaran harimau (kuning pucat) dan pada tahun 2006 (hijau).[2]



Harimau atau macan tergolong dalam kerajaan hewan dalam filum kordata (mempunyai saraf tulang belakang), sub-filum vertebrata (bertulang belakang), kelas mamalia (berdarah panas, berbulu dengan kelenjar susu), pemakan daging (karnivora), keluarga felidae (kucing), genus panthera, spesies tigris (harimau).
Harimau biasanya memburu mangsa yang agak besar seperti rusa sambar, kijang, babi, kijang, kancil, tetapi akan memburu hewan kecil seperti landak apabila mangsa yang agak besar itu tidak ada. Meskipun berasal dari keluarga yang sama, harimau berbeda dengan kucing biasa yang kecil, harimau sangat suka berenang, dan pada dasarnya kucing takut dengan air.

Fisik

Harimau dikenal sebagai kucing terbesar, harimau pada dasarnya mirip dengan singa ukurannya, walaupun sedikit lebih berat. Beda subspesies harimau memiliki karakteristik yang berbeda juga, pada umumnya harimau jantan memiliki berat antara 180 dan 320 kg dan betina berbobot antara 120 dan 180 kg. Panjang jantan antara 2,6 dan 3,3 meter, sedangkan betina antara 2,3 dan 2,75 meter. Di antara subspesies yang masih hidup, Harimau Sumatera adalah yang paling kecil dan Harimau Siberia yang paling besar.
Loreng pada kebanyakan harimau bervariasi dari coklat ke hitam. Bentuk dan kepadatan lorengnya berbeda-beda subspesies satu dengan yang lain, tapi hampir semua harimau memiliki lebih dari 100 loreng. Harimau Jawa yang sekarang sudah punah kemungkinan memiliki loreng yang lebih banyak lagi. Pola loreng unik setiap harimau, dan dapat digunakan untuk membedakan satu sama lain, mirip dengan fungsi cap jari yang digunakan untuk mengindentifikasi orang. Ini bukan, bagaimanapun juga, metode pengidentifikasian yang disarankan, terkait kesulitan untuk merekam pola loreng pada harimau liar. Sepertinya fungsi loreng adalah untuk kamuflase, untuk menyembunyikan mereka dari mangsanya.

Subspesies

Ada sembilan subspesies harimau dalam genus Panthera. Enam di antaranya masih hidup sampai sekarang. Tiga subspesies harimau selebihnya telah dianggap punah secara resmi.

Subspesies yang masih hidup

Subspesies yang sudah punah

  • Harimau Caspian (Panthera tigris virgata) - yang telah punah sekitar 1950an. Harimau Caspian ini pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan dan padang rumput Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan kawasan Asia tengah Russia.
  • Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) - yang telah punah sekitar 1972. Harimau Jawa pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan pulau Jawa, Indonesia.
  • Harimau Bali (Panthera tigris balica) - yang telah punah sekitar 1937. Harimau Bali pernah berkeliaran di kawasan hutan hujan kepulauan Bali, Indonesia.

Harimau sebagai hewan nasional

Harimau adalah hewan nasional dari:

BASIC SAFETY TRAINING

I. PENGENALAN, KESELAMATAN DAN BERTAHAN HIDUP
1. Petunjuk Keselamatan
Penyelamatan jiwa manusia di laut merupakan suatu pengetahuan praktis pelaut yang menyangkut bagaimana cara menyelamatkan diri maupun orang lain.
a. Terbakar
b. Tubrukan
c. Kandas
d. Bocor
e. Tenggelam
Di dalam proses penyelamatan jiwa, baik para penolong maupun yang ditolong harus memahami :
a) Cara menggunakan alat-alat penolong yang ada di kapal dan tehnik pelaksanaannya.
b) Persiapan – persiapan dan tindakan – tindakan yang harus diambil sebelum, selama terapung dan bertahan di laut.
c) Tindakan – tindakan pada waktu naik sekoci / rakit penolong.
d) Tindakan – tindakan selama terapung dan bertahan di laut.
e) Penyelamatan jiwa manusia dan memberikan pertolongan kepada kepada orang lain yang berada dalam bahaya adalah kewajiban dan tanggung jawab sebagai dasar dari konvensi Internasional (SOLAS ’74) bab V. Peraturan 10, tentang berita – berita bahaya, kewajiban dan prosedur.
2. Prinsip Bertahan Hidup di Laut
a. Berusaha untuk tetap hangat, jika mungkin untuk tetap kering
b. Jangan berenang kecuali sangat diperlukan
c. Gunakan perlengkapan survival sesuai dengan petunjuk.
d. Gunakan peralatan yang anda temukan
e. Jangan makan / minum bahan – bahan yang mengandung alkohol
f. Jangan minum urin atau air laut karena akan menambah kebutuhan air / haus.

II. KEADAAN DARURAT

1. Faktor – faktor yang menyebabkan keadaan darurat :
a. Faktor Manusia
b. Faktor Tehnis
c. Faktor Alam
2. Macam – macam keadaan darurat
a. Tubrukan.
b. Kandas / Terdampar.
c. Reaksi Muatan Bahaya.
d. Pengerasan Muatan.
e. Kebakaran Kamar Mesin.
f. Kebakaran.
g. Tenggelam.
1. Tindakan Preventif Untuk Mencegah Kecelakaan atau Kondisi Darurat.
a. Badan kapal dan mesin harus kuat dan memenuhi syarat sesuai ketentuan yang ditetapkan.
b. Peralatan dan perlengkapan harus yang baik dan terpelihara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
c. Berita cuaca harus di pantau dengan baik setiap saat.
d. Anak buah kapal berdisiplin yang tinggi, dan mampu bekerja sama.
e. Anak buah kapal harus mempunyai kemampuan fisik, mental yang kuat, terdidik dan terampil.
2. Perencanaan dan Persiapan Keadaan Darurat
Ada 4 (Empat) Petunjuk Perencanaan Yang Perlu diikuti :
a. Pusat Komando
Kelompok yang mengontrol kegiatan dibawah pimpinan nahkoda atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi internal dan eksternal.
b. Satuan Keadaan Darurat
Kelompok pendukung dibawah seorang perwira harus siap membantu kelompok induk atas perintah pusat komando.
c. Satuan Pendukung
Kelompok ini di bawah seorang perwira harus membantu kelompok induk, dengan perintah pusat komando, jenis bantuan pendukung seperti : Peralatan, Pembekalan Medis, Alat Bantu Pernafasan Dll.
d. Kelompok Ahli Mesin
Kelompok ini dibawah seorang engineer / senior engineer, memberi bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utama di kamar mesin.
3. Penyediaan Peralatan Pemadam
Pemadam kebakaran di atas kapal harus selalu siap untuk dipergunakan setiap saat; maka perlu adanya :
a. Pengecekan secara periodik (oleh perwira yang bertanggung jawab).
b. Pemeliharaan.
c. Perbaikan.
d. Pengisian tabung yang tepat waktu.
4. Kapal Tenggelam

Alat – alat penolong yang wajib disediakan di atas kapal untuk bertahan hidup apabila kapal tenggelam sesuai SOLAS ’74 adalah :

a. Alat Penyelamatan Diri
Pelampung penyelamat, baju berenang, pakaian cebur, sarana pelindung panas.
b. Isyarat Visual
Cerawat tangan (redhand flare), Cerawat parasut (parachute signalI, Isyarat asap apung (buoyant smoke signal).
c. Survival Craft :
• Sekoci Penolong
• Rakit Penolong (Kembung, tegar)
d. Sekoci Penyelamat (Rescue Boat)
e. Alat – alat Peluncur dan Embarkasi
f. Roket Pelempar Tali (Line Throwing Apliances)
5. Keahlian Anak Buah Kapal (ABK)
Untuk mewujudkan tenaga kerja yang profesional di bidang pelayaran khususnya di bidang keselamatan, maka seluruh crew yang bekerja di atas kapal memiliki keterampilan yang memenuhi persyaratan IMO dan pemerintah.
Semua awak kapal harus mampu mengoperasikan dan memahami fungsi Alat-alat penolong di bawah ini :
a. Pesawat luput maut / sekoci (Survival Craft).
b. Sekoci penyelamat (Rescue Boat).
c. Pelampung penolong (Life Buoy).
d. Rompi penolong (Life Jacket).
e. Immersion suit
f. Media pelindung panas (Thermal Protective Aid).
g. Isyarat visual (Phyrotechnis).
h. Roket pelempar tali (Line Throwing Apliances).
Sijil Darurat dan Isyarat Bahaya
a. Peran dalam stasiun keadaan darurat dan kebakaran.
b. Peran meninggalkan kapal dalam “ Boat Station “.

ISYARAT BAHAYA.

a) Kebakaran Dan Keadaan Darurat
Bunyi lonceng kapal dan bunyi alarm terus menerus untuk jangka waktu 10 detik
b) Meninggalkan Kapal
O O O O O O O _______ 7 Tiup pendek dan 1 tiup panjang suling kapal, serta yang sama pada bel alarm dan bunyi alarm terus menerus.
c) Orang Jatuh Ke Laut
_____ _____ _____ Berteriak dan katakan orang jatuh kelaut sebelah kiri / kanan …… orang jatuh ke laut ke arah anjungan. (3 Tiup panjang pada suling kapa).
d) Pembatalan
O O O Dari situasi kebakaraan dan keadaan darurat 3 tiup pendek pada suling kapal dan 3 bunyi pendek pada alarm umum.

III. EVAKUASI

1. Meninggalkan Kapal (Abandon Ship)
Adalah suatu perintah nahkoda yang diambil bila mana keadaan darurat yang terjadi di atas kapal seperti : Terbakar, Bocor, tidak dapat diatasi dan mengancam keselamatan jiwa di atas hapal.
Apabila mendengar perintah meninggalkan kapal maka seluruh awak kapal harus menuju ke stasiun sekoci penolong untuk melaksanakan tugas, sesuai sijil meninggalkan kapal.
Para penumpang harus mengikuti petunjuk petugas yaitu :
• Berbaris dengan tertib untuk naik keatas sekoci penolong maupun rakit penolong kembung (arahkan dengan benar).
• Bagi yang tersesat diarahkan kembali ke sekoci yang telah di tentukan (lihat sijil sekoci)
• Komandan sekoci memeriksa anak buah atau penumpang yang akan naik di sekocinya.
• Panggil nama satu per satu, kemudian periksa kelengkapannya (topi, life jacket, pakaian secukupnya, sepatu dll).
• Pada waktu naik sekoci dahulukan :
- Anak – anak.
- Orang tua.
- Perempuan.
• Pada watu naik sekoci / rakit harap di bimbing.
2. Persiapan Sebelum Meninggalkan Kapal
Tindakan pertama mendengarkan isyarat tanda bahaya.
a. Gunakan seluruh pakaian sebagai pelindung
1. Pakailah pakaian hangat sebanyak mungkin.
2. Bawalah ID CARD dan surat penting lainnya.
3. Kenakan rompi penolong.
4. Minum air dan bila mungkin bawa air dan makan yang ada di kamar.
5. Pergilah segera ke tempat berkumpul.
b. Terjun Ke Laut Memakai Pelampung Penolong.
Bila terpaksa harus terjun kelaut, lakukanlah sesuai dengan petunjuk berikut ini :
a. Lemparkan dahulu pelampung penolong, usahakan jatuh-nya pelampung dekat dengan tempat anda jatuh ke laut.
b. Berdiri tegak di atas sisi kapal, lihat permukaan laut, kemungkinan ada pusaran laut atau benda-benda yang menghalangi.
c. Tutup mulut dan hidung dengan tangan untuk mencegah air masuk ketika terjun.
d. Loncat dengan kaki tertutup rapat dan lurus pandangan ke depan.

III. Evakuasi

Tugas ABK meluncurkan Survival Craft (Sekoci Penolong). Cara mempersiapkan sekoci, tentu saja sangat tergantung dari type dewi-dewi, perlengkapannya dan letak serta penempatan dewi-dewi di deck.
Menggunakan sekoci dengan dewi – dewi gaya berat, pelaksanaan terdiri dari 6 orang anak buah kapal.
a. Pasang plug (tutup lubang pembuangan air).
b. Periksa dan cabut harbour safety pins.
c. Lepaskan cashing / grips dan bebaskan sekoci dari baut lainnya (Periksa Triggers)
d. Periksa tali penahan (Tricing Pendants)
e. Dengan mengangkat handle dari rem, lengan dewi-dewi segera keluar, bersamaan dengan sekoci di area sampai geladak embarkasi.
f. Pasang boat swain tackle dan rapatkan sekoci ke lambung kapal.
g. Lepaskan tricing pendants (dengan melemparkan pelican hook).
h. Penumpang dan ABK naik / masuk ke sekoci (dahulukan anak-anak, perempuan dan orang tua). Duduk ditempat yang rendah dengan tenang.
i. Area boat swain tackle, lepaskan dari blok tali lopor dan lemparkan ke kapal.
j. Turunkan sekoci sampai di permukaan air, perhatikan ombak.
k. Lepaskan ganco tali lopor (hook falls), dahulukan yang di buritan atau bersamaan, dan segera pasang kemudi dan celaga (rudder and tiller)
l. Lepaskan / cabut pasak tali tangkap (toggle painter) kemudian tarik tali tangkap untuk memberikan laju terhadap sekoci.
m. Dayung sekoci menjauh dari kapal tenggelam, untuk menghindari hisapan

IV. PESAWAT LUPUT MAUT (SEKOCI PENOLONG) DAN
SEKOCI PENYELAMAT (SURVIVAL CRAFT AND RESCUE BOAT).


Pesawat luput maut (survival craft) terdiri dari :
1. Sekoci penolong (life boat)
2. Sekoci penyelamat
3. Rakit penolong.
• Rakit penolong kembung
• Rakit penolong tegak
1. Sekoci penolong (life boat), Syarat – syarat :
a. Panjang – rata rata sekoci penolong tidak boleh kurang dari 24 kaki atau 7,3 meter.
b. Harus mempunyai stabilitet yang baik di laut bebas dengan penuh muatan.
c. Mempunyai tenaga apung yang terpasang tetap, tangki-tangki tidak karat atau minyak.
d. Jika dipasang motor maka harus dipasang pelindung dari masuknya air dari depan.
e. Berat maksimum dengan segala isinya tidak boleh lebih dari 20 log ton atau 20.320 kg.
f. Sekoci yang bisa lebih dari 60 orang tapi kurang dari 100 orang harus memakai penggerak baling-baling yang digerakan dengan tenaga (mechanically propeller)
g. Bangku yang melintang dan yang dipinggir harus dipasang serendah mungkin.
h. Block Coeficient harus lebih dari 0,64 (bahan bukan dari kayu).

IV. Sekoci Penolong

Macam Sekoci Penolong
1. Sekoci Penolong Terbuka.
2. Sekoci Penolong Tertutup Sebagian.
3. Sekoci Penolong Tertutup Sebagian yang Dapat Membalik Sendiri.
4. Sekoci Penolong Tertutup Seluruhnya.
5. Sekoci Penolong dengan Sistem Udara yang Mengisi Sendiri.
6. Sekoci Penolong dengan Perlindungan Kebakaran.
A. Kapasitas Sekoci Penolong.
Rumus : Kapasitas = Isi Sekoci dalam kaki kubik
10
Atau
Rumus : Kapasitas = Isi Sekoci dalam meter kubik
0,283
Catatan : Rumus ini untuk sekoci yang panjangnya 24 kaki atau 7,3 Meter.
B. Kapasitas Sekoci Tidak Boleh Lebih dari 150 Orang.
• Dengan berat rata-rata 75 kg dan memakai rompi penolong penumpang dapat duduk. Dengan posisi normal dan tidak mengganggu alat penggerak.
• Setiap posisi tempat duduk harus di terakan dengan jelas pada sekoci penyelamat.
Jumlah Sekoci Yang Harus Dibawa Di Atas Kapal
a. Kapal Barang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung seluruh orang yang berada di atas kapal.
b. Kapal Penumpang
Jumlah kapasitas sekoci di satu lambung harus mampu menampung setengah jumlah orang yang berada di atas kapal, jika jumlah kapasitas yang 50 % lagi hanya mampu menampung 37,5 %, maka 12,5 diganti dengan rakit kapsul (ILR).
c. Kapal Tanker
Di perbolehkan hanya membawa 2 sekoci penolong dengan syarat :
1. Satu sekoci di masing – masing lambung.
2. Panjang sekoci tidak boleh lebih dari 28 kaki / 8,5 meter.
3. Ujung belakang sekoci paling sedikit 1,5 x panjang sekoci di muka baling – baling.
4. Diletakkan sedekat mungkin dengan air.

Macam Rakit Penolong

• Rakit penolong yang di kembangkan (inflated)
• Rakit penolong tegar.
Persyaratan Rakit Penolong yang di Kembangkan (ILR)
a. Harus mampu bertahan terapung selama 30 hari.
b. Harus mampu dilemparkan dari ketinggian 18 meter.
c. Dilengkapi dengan sarana pelindung.
d. Kapasitas minimal 6 orang
e. Dilengkapi dengan 4 roket pelontar obor berparasut; 6 buah obor tangan; 2 isyarat asap apung.
f. Jalan masuk ke rakit minimal 1 buah
g. Terbuat dari karet
h. Harus dilengkapi dengan repair kit.
i. Pompa udara
j. Harus mempunyai stabilitas yang baik ketika terapung dengan isinya sudah terbuka.
k. Kalau dijatuhkan dari ketinggian 18 meter (60 kaki), beserta isinya tidak rusak.
l. Tutup rakit secara otomatis akan terbuka pada tempatnya ketika rakit mengembang. Tutup ini harus berfungsi juga sebagai pelindung terhadap orang-orang yang cedera dan mempunyai alat yang menampung air hujan. Diatasnya dilengkapi penerangan dan warna tutup harus menyolok.
m. Rakit ini harus dilengkapi dengan painter yang diikat pada bagian luar life line dan harus tersimpan dibagian dalam.
n. Harus bisa ditegakkan oleh satu orang, jika pada waktu terkembang terbalik.
o. Harus dilengkapi dengan pintu masuk yang dilengkapi dengan alat untuk naik dari air ke dalam rakit.
p. Pengembangan rakit kapsul dengan gas tidak mempengaruhi orang cedera (kompres gas), harus secara otomatis dengan menarik tali atau yang lainnya.
q. Alasnya harus kedap air dan harus cukup melindungi terhadap dingin.
r. a). Kapasitas = Isi Dalam Desimeter Kubik ; atau
96
= Isi Dalam Kaki Kubik
3,4
b). Kapasitas = Luas Dalam Sentimeter Persegi ; atau
3,72
= Luas Dalam Kaki Persegi
4
s. Harus sanggup dalam keadaan tidak terlindung selama 30 hari terapung di laut dalam segala macam cuaca.
t. Kapasitas antara 6 s.d. 25 orang.
u. Harus bisa dioperasikan pada temperature antara 30 oC s.d. ± 66 oC atau – 22 oF s.d. ± 150 oF
v. Dalam keadaan darurat harus mudah dilepaskan dari kapal.
i. Disimpan sedemikian rupa sehingga memungkinkan terapung bebas dari penyimpanannya, mengembang dan terputus ikatannya dari kapal ketika tenggelam. Kalau dilasing harus dilengkapi dengan alat pelepas otomatis
w. Harus dilengkapi alat untuk memudahkan ditarik.
Sekoci Penyelamat (Rescue Boat)
a. Fungsi : Untuk menolong orang jatuh ke laut.
b. Jenis sekoci penolong
• Berupa Sekoci Penolong
• Berupa Sekoci di Kembungkan
c. Persyaratan
• Panjang tidak kurang dari 3,8 meter dan tidak lebih dari 8,5 meter dan dapat mengangkut paling sedikit 5 orang dan satu orang berbaring.
• Harus dilengkapi dengan motor permanent atau tempel.
• Harus dilengkapi dengan penataan tunda permanent, untuk menunda / mengatur rakit penyelamat.
• Harus dilengkapi dengan tempat kedap air untuk menyimpan perlengkapan kecil.
• Dapat bergerak dengan kecepatan minimal 6 knot dan dapat mempertahankan kecepatan selama 4 jam.
• Bila sekoci tidak mempunyai sheer yang cukup, maka harus di lengkapi dengan penutup yang mencakup tidak kurang dari 15 % panjang sekoci.
Sekoci Penyelamat (Rescue Boat)

Persyaratan :

1. Jumlah minimum sekoci penyelamat pada kapal penumpang.
a) Kapal isi kotor > 500 ton
Paling sedik 1 sekoci penolong pada setiap sisi kapal.
b) Kapal isi kotor < 500 ton Paling sedikit membawa satu sekoci penyelamat. 2. Kapal barang paling sedikit membawa satu sekoci penyelamat untuk tiap sisi kapal. 3. Sekoci penyelamat harus ditempatkan : a. Sekoci ditempatkan dalam keadaan posisi yang layak untuk peluncuran dan pengangkatan kembali. b. Harus dalam keadaan terus menerus siap untuk diluncurkan dalam waktu tidak lebih dari 5 menit. c. Penataan sekoci penyelamatan tidak boleh merintangi pengoperasiaan pesawat luput maut lainnya. V. ALAT – ALAT PENOLONG PERORANGAN Persyaratan alat-alat penolong berdasarkan peraturan Internasional SOLAS (Safety Of Life at Sea) 1978, amandemen tahun 1983, Chapter III section II & IV, Solas 1983, meliputi :
a. Dibuat dari bahan yang tepat oleh orang yang ahli
b. Tahan terhadap suhu –30 oC s/d +65 oC.
c. Diberi warna yang menyolok.
d. Dilengkapi dengan bahan yang dapat memantulkan cahaya.
e. Dapat dioperasikan dengan mudah dan baik dalam segala kondisi laut.
f. Di beri tanda masa berlaku dengan jelas.

V. Alat Penolong Perorangan Macam – macam Alat Penolong :

a. Alat-alat penolong perorangan.
b. Isyarat-isyarat visual.
c. Rakit penolong (ILR).
d. Sekoci Penyelamat.
e. Alat-alat peluncuran dan embarkasi.
f. Alat-alat penolong lainnya Alat-alat penolong perorangan (personal life saving appliance)
a. Pelampung penolong (life buoy).
b. Rompi penolong (life jacket).
c. Pakaian cebur (Immersion suit).
d. Sarana pelindung panas (Thermal Protective aids) Syarat-syarat Pelampung Penolong – Diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm. – Dibuat dari bahan apung yang menyatu – Dapat mengapung 24 jam di air tawar dengan beban besi 14,5 kg. – Tidak terbakar / meleleh setelah terkurung api selama 2 “ – Mampu dilemparkan dari ketinggian 30 meter. – Dilengkapi tali pegangan diameter 9,5 mm dengan panjang tali 4 x diameter luar. – Dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri. – Mempunyai berat tidak kurang dari 2,5 kg. – Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya. – Tidak boleh rusak oleh pengaruh minyak. – Harus diberi warna yang menyolok / orange. – Harus diberi nama kapal dan pelabuhan induk dengan huruf balok. – Paling sedikit di tiap lambung ada satu pelampung yang dilengkapi dengan tali penyelamat sepanjang paling sedikit 30 m. – Pada kapal penumpang dan barang tidak kurang dari setengah jumlah pelampung penolong harus dilengkapi dengan lampu yang bisa menyala sendiri (self igniting light) yang efficient, paling sedikit 6 buah, untuk kapal penumpang :
1) Lampu yang dapat menyala sendiri (Self igniting light) tidak boleh mati oleh air, harus bisa menyala paling sedikit 120 menit. 2) Untuk tanker, lampu dengan battery – Dua pelampung penolong disamping dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala sendiri (self igniting light) juga harus dilengkapi dengan semboyan asap siang hari (smoke signal) warna menyolok / orange, menyala paling sedikit 15 menit. – Semua pelampung penolong tidak boleh diikat kuat ke badan kapal tapi harus dengan mudah bisa dipakai.
1) Untuk kapal penumpang jumlahnya tergantung panjang kapal Panjang Kapal Jumlah Pelampung Kurang dari 60 meter : 8 buah Antara 60 dan 120 meter : 12 buah Antara 120 dan 180 meter : 18 buah Antara 180 dan 240 meter : 24 buah Lebih besar dari 240 meter : 30 buah 2) Jumlah untuk kapal barang paling sedikit 8 buah Panjang Kapal Jumlah Pelampung Kurang dari 100 meter : 8 buah Antara 100 dan 150 meter : 10 buah Antara 150 dan 200 meter : 12 buah Lebih besar dari 200 meter : 14 buah Rompi Penolong (Life Jacket)
 Satu baju berenang untuk tiap orang di atas kapal Jika baju berenang ini tidak bisa dipakai untuk anak-anak maka dilengkapi dengan ukuran anak-anak (10 %)
 Dikapal penumpang harus ada cadangan 5 % dari seluruhnya, disimpan di gudang perlengkapan (store deck).

Syarat – syarat :

 Harus dibuat dari bahan yang baik dan dikerjakan dengan sempurna.
 Harus dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi kekeliruan memakai atau terbalik.
 Harus mampu mengangkat muka orang dari dalam air dan menahan diatas air dengan badan terlentang dalam suatu sudut miring.
 Harus mampu membalikan badan dari segala macam posisi keposisi terlentang.
 Tidak boleh rusak oleh pengaruh minyak
 Harus berwarna menyolok / orange.  Baju berenang yang dikembalikan tidak boleh dipakai dikapal tanker dan penumpang.  Tidak terbakar atau meleleh setelah terkurung api selama 2 detik  Harus mudah dan cepat digunakan (± 1 menit)  Enak dipakai  Harus tahan dari lompatan pada ketinggian min 4,5 m.  Harus mempunyai daya apung dan stabilitas tinggi.  Daya apung tidak boleh berkurang dari 5 % setelah terendam dalam air tawar selama 24 jam.  Harus dilengkapi dengan peluit.  Dilengkapi dengan lampu yang mempunyai intensitas 0,75 x cahaya lilin dengan daya tahan min 8 jam.  Kerlipan lampu baju berenang paling sedikit harus dapat berkelip 50 kali / menit.  Dilengkapi dengan alat pemantul cahaya. Pakaian Cebur (Immersion Suit) Bila pakaian cebur digunakan, orang yang memakainya harus dapat : a. Menaiki dan turun tangga vertikal sepanjang minimal 5 m. b. Dapat melaksanakan tugas selama meninggalkan kapal. c. Melompat dari ketinggian 4,5 m tanpa merusak pakaian cebur dan melukai si pemakai. d. Dapat berenang dengan jarak pendek dan memasuki Sekoci penolong. Persyaratan Umum
 Harus dibuat dari bahan tahan air
 Dapat dilepaskan dari kemasan dan dikembalikan tanpa bantuan dalam waktu 2 menit.
 Dapat digunakan bersama-sama dengan baju berenang.
 Tidak mudah terbakar atau meleleh terus menerus setelah terkurung api selama 2 detik
 Dapat menutup seluruh tubuh kecuali muka.
 Bagian tangan harus dilindungi sarung tangan secara khusus.
 Dilengkapi dengan perangkat untuk mengurangi udara yang terperangkap dibagian kaki.
 Dapat digunakan untuk melompat dari ketinggian min. 4,5 m tanpa dapat dimasuki air.

Persyaratan Khusus Pakaian Cebur :

a. Pakaian cebur yang dibuat dari material yang bukan dari bahan isolasi menyatu harus sebagai berikut : – Diberi petunjuk bahwa penggunaannya harus memakai tambahan baju hangat. – Pakaian cebur ketika digunakan dengan tambahan baju hangat dan tambahan baju renang, maka pakain cebur ini akan terus melindungi panas tubuh dengan cukup baik. – Si pemakai dapat melompat dari ketinggian 4,5 m dan dipastikan si pemakai dalam waktu 1 jam di air tenang dengan temperature 5 oC, temperature tubuh tidak turun lebih dari 2 oC.
b. Pakaian Cebur yang dibuat dari material isolasi menyatu, sbb : – Jika dipakai dengan tambahan rompi penolong, akan terus melindungi panas dengan baik. – Si pemakai dapat melompat ketinggian 4,5 m. – Si pemakai dalam waktu 6 jam berada di air tenang, temperatur ) O oC dan 2 oC temperatur tubuh tidak turun lebih dari 2 oC. VI. ISYARAT SEMBOYAN 1. Perlengkapan isyarat semboyan 1) Isyarat Visual 2) Senter untuk isyarat morse 3) Cermin isyarat untuk siang hari 4) Peluit 5) Layar warna orange pada sekoci terbuka 6) Lampu aldis Cara menggunakan cermin semboyan : 1. Cermin dimiringkan ke arah matahari untuk mendapatkan cahaya 2. Dari lubang kecil yang ada di tengah-tengah cermin kita lihat ke arah kapal yang akan dimintai pertolongan. 3. Cermin digoyangkan, sinar pantulan yang berbentuk tanda S.O.S. diarahkan ke kapal yang akan menolong. 2. Isyarat Phyrotechnique Isyarat kasat mata yang harus dibawa pada sekoci penolong maupun pada rakit penolong kembung adalah : 1) 6 buah obor tangan 2) 4 buah obor parasut 3) 2 buah isyarat asap apung. Macam-macam Isyarat Phyrotechnique 1. Cerawat Tangan (Red Hand Flare)  Tersimpan dalam tabung tahan air  Diberi petunjuk cara memakai dan mempunyai sarana penyulut sendiri  Nyala warna merah terang  Intensitas cahaya min. 15.000 x cahaya lilin  Lama menyala minimal 1 menit  Dapat menyala terus selama 10 detik walaupun terendam 100 mm dibawah permukaan air. 2. Cerawat Parasut (Parachute Signal) • Disimpan dalam tabung tahan air • Diberi petunjuk cara memakai dan mempunyai sarana penyulut sendiri • Harus mampu dilontarkan secara vertikal dalam jarak minimal 300 m. • Intensitas cahaya min. 30.000 x cahaya lilin • Lama menyala min. 40 detik • Kecepatan turun maksimum 5 m / detik 3. Isyarat Asap Apung • Tersimpan dalam tabung tahan air • Ada petunjuk cara memakainya • Tidak menimbulkan ledakan kalau menyala • Warna asap menyolok dengan waktu min 3 menit • Tidak menimbulkan nyala api • Tidak tenggelam • Dapat memancarkan asap selama 10 detik walau terendam 100 mm dibawah permukaan air 4. Line Throwing Appliances / Roket Pelempar Tali Gunanya : Sebagai alat penghubung pertama antara kapal yang ditolong dengan yang menolong, yang selanjutnya dipakai untuk keperluan lainnya. 1) Typenya harus disetujui oleh syahbandar 2) Harus mempunyai 4 (empat) gulung tali 3) Panjang tiap gulung tali 230 meter 4) Jumlah projectile 4 (empat) buah 5) Projectile harus diganti setiap 4 tahun setelah tanggal pembuatan. VII. Perlengkapan Radio Darurat (Emergency Radio) 1. Search and Rescue Transponder (Sart). A. Sart adalah : Sebuah radar yang didirikan untuk operasi pencarian / pertolongan dan membantu mendapatkan dimana posisi life raft dan life boat berada setelah kecelakaan. B. Cara Kerja Sart • Sart akan merespon secara otomatis hanya bila terintegrasi oleh sinyal radar, dengan frekwensi 9 Ghz (x Bau Radar 3 cm Radar). • Ketika diaktifkan oleh radar, sart akan memancarkan cahaya 12 sinyal frekwensi swept. Dan pada layar akan terlihat sebuah garis 12 blip, memanjang lebih dari 8 Nautical mile keluar dari posisi Sart sepanjang garis baringan. C. Kinerja Jarak • Sart akan bekerja dengan baik bila terintegrasi ke radar kapal dengan ketinggian antenna 15 meter. Dan jarak terkecil 5 Nautical Mile. • Bila terintegrasi oleh radar udara dengan daya pancar 10 kilo watt dengan ketinggian 3000 feet. Jaraknya mencapai 30 Nautical Mile. D. Cara Mengoperasikan Sart a. Untuk mengaktifkan SART, putar botton collar ke posisi “on”, L.E.D Kuning akan menyala (L.E.D = Light Emergency Device / Diode). b. Ketika SART terintegrasi sinyal radar, L.E.D hijau menyala, dengan cepat disertai dengan suara yang disebut “BUZZ” c. Putar Collar ke posisi “off” bila operasi pertolongan sudah selesai. E. Prosedur Test a. Stel radar pada jarak 10 Nautical Mile. b. Observasi layar radar c. Aktifkan radar transponder d. Pada layar akan terlihat 12 atau 14 ring, bila SART bekerja normal. e. Respon Pada Transponder dengan nada dan petunjuk L.E.D menyala terus. F. Spesifikasi SART harus di disain sedemikian rupa agar sesuai dengan semua peraturan termasuk standar kerja IMO, peralatan Radio, Rekomendasi CCIR (Consultative Committee on International Radio) dan Standar IEC (International Emergency Commitee). 1) Daerah frekwensi : 9200 – 9500 MHz 2) Kapasitas : 96 Jam → stand by 3) Polarisasi : Horizontal 4) Daya keluar : ± 400 W 5) SART harus bertanda secara permanent dengan : buatan, Type, Instruksi, tanggal kadaluarsa baterai dan identifikasi kapal. G. Kategori Sart Radar transponder dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu : a. SART untuk instalasi dalam Life Boat, Raft atau kapal. b. SART Portable c. SART dipasang dalam relase-mechanism dan atau dikombinasikan dengan float free EPIRB Portable VHF Transceiver a. Portable VHF Transceiver didisain untuk digunakan dalam komunikasi jarak pendek (On – Scene) yang diperlukan setelah kecelakaan b. Semua kapal-kapal yang dicover oleh konvensi SOLAS harus dilengkapi dengan portable VHF transceiver : • Tiga buah untuk kapal diatas 500 ton gross tonnage • Dua buah untuk kapal antara 300 – 500 ton gross tonnage c. Portable VHF saat tidak digunakan untuk komunikasi di atas kapal, harus tetap berada dalam tempat pengisian batterai agar tetap dalam kondisi pengisian penuh setiap saat. d. Bila perlengkapan tersebut digunakan untuk komunikasi di atas kapal, baterai untuk keadaan darurat harus tetap dijaga dalam kondisi penuh. e. Tanda panggilan (Call Sign) kapal pada transceiver harus tahan air. f. Semua nomor chanell harus ditunjukan dalam perlengkapan tersebut. g. Spesifikasi teknis : • Daya keluar : 0,25 – 1 Watt Channel 16 Channel Simplex Internasional • Kapasitas Batterai : 8 Jam II. Emergency Position Indicating Radio Beacons (EPIRB) a. Jenis – Jenis EPIRB : a. COSPAS / SARSAT FLOAT FREE 121/140 MHz b. INMARSAT – EPIRB FLOAT FREE 1,6 GHz c. MANUAL EPIRB 121,5 MHz d. VHF DSC Channel 70 EPIRB + SART b. Basic Concept of The COSPAS/SARSAT System • COSPAS – Space System For Search And Distress Vessel • SARSAT – Space And Rescue Satellite Aided Tracking c. Cara Kerja EPIRB a. Beacon memancarkan sinyal yang dideteksi oleh satellite COSPAS/SARSAT yang dilengkapi dengan suatu alat penerima. b. Kemudian sinyal-sinyal tersebut direlay pada stasiun penerima bumi dikenal sebagai Local User Terminal (LUT) a. LUT memproses sinyal-sinyal tersebut mendapatkan posisi dan identitas Beacon. b. Tanda bahaya kemudian di relay bersama-sama dengan lokasi via Mission Control Centre (MCC) pada Rescue Coordination Centre. c. Aktivasi dimulai Satellite COSPAS/SARSAT a. 6 satellite dalam orbit b. Ketinggian orbit 850 – 1000 km diatas bumi c. Waktu putaran orbit 1 jam 40 menit BEACON COSPAS/SARSAT a. BEACON Terdiri dari : – Digital Logic Unit – Transmiter – Antenna – Satu Unit Batere b. Sinyal-sinyal yang dipancarkan adalah berita-berita digital yang terdiri dari Nationality dan identity (MMSI) kapal c. Pemancaran 406 MHz d. BEACON memancarkan sinyal berbentuk “BUSRST” setiap 50 Detik dengan durasi 0,44 detik dengan daya pancar 5 Watt. e. Pemancaran 121, 5 MHz f. Beacon Memancarkan sinyal modulasi Sweep-tone secara kontinyu dengan kekuatan ± 100 Watt. Mengaktifkan BEACON Beacon dapat diaktifkan dengan cara : 1. Manual : Switch ke posisi “ON” 2. Automat : Switch pada posisi “Armed” atau “Ready” Bila BEACON tenggelam pada kedalaman 2 – 4 m, relase mechanism akan bekerja, BEACON mengapung dan mulai memancarkan sinyal karena kontak dengan air laut. 3. Remote : BEACON dilengkapi dengan remote untuk mengaktifkan switch. Pemeliharaan : 1. EPIRB harus ditempatkan secara benar pada “Mounting Bracket”, switch pada posisi “Armed” atau “Ready” 2. Bila terjadi kerusakan mekanik pada bahan “popy-carbonate”, harus diganti. 3. Bila batere sudah kadaluarsa harus diganti. 4. Tanda panggilan (call sign) dan nomor MMSI harus permanent 5. BEACON atau RELEASE Mechanism tidak boleh dicat 6. Harus dicek tanggal kadaluarsa “Release Mechanism”, biasanya diganti setiap 2 Tahun. VIII. Permesinan Sekoci Dan Perlengkapannya 1. Menghidupkan mesin sekoci a. Persiapan sebelum dihidupkan (START) Siapkan mesin pada kondisi siap dioperasikan dengan jalan pengecekan serta pemeliharaan rutin. 1). Periksa permukaan minyak lumas secara berkala (karter dan kopling) 2). Periksa permukaan bahan bakar dalam tangki secara berkala 3). Bahan bakar tidak dapat disemprotkan melalui injector apabila pada udara dalam sistim, hal ini disebabkan karena kehabisan bahan bakar dan penggantian instalasi pada sistim bahan bakar, apabila hal ini terjadi, diperlukan priming untuk mengeluarkan udara tersebut. b. Mengeluarkan udara dalam sistim bahan bakar Putarlah handle start untuk mengeluarkan udara dalam sistim bahan bakar. 1) Longgarkan baut udara pada saringan dan biarkan sampai bahan bakar yang keluar tidak bercampur dengan udara, setelah itu kita tutup kembali. 2) Lepaskan pipa bahan bakar yang menghubungkan pompa dan injector, atau control putaran pada posisi maksimum. 3) Longgarkan delivery valve diatas pompa bahan bakar ± 2 putaran, apabila bahan bakar keluar tanpa udara, tutup kembali Delivery Valve tersebut, selanjutnya pasang pipa bahan bakar pada pompa tersebut. 4) Putarlah mesin dengan menggunakan engkol ± 30 kali sehingga bahan bakar dapat sirkulasi dan akan keluar melalui piupa bahan bakar ke injector. Apabila bahan bakar yang keluar dipastikan sudah tidak bercampur dengan udara, maka kencangkan mur pipa bahan bakar yang berhubungan dengan injector. 5) Putarlah terus mesin dengan engkol sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector. Apabila terdengar bunyi tersebut berarti udara tidak terdapat lagi dalam system bahan bakar. Apabila tidak atau belum terdengar bunyi tersebut berarti harus mengulangi priming lagi. Perhatian : Mesin distart setiap 10 hari dan periksalah kondisi mesin, putarlah engkol mesin sebelum dihidupkan agar pelumasan dapat merata pada bagian-bagian bergerak. Atur kedudukan governor pada posisi start dan putar engkol mesin sampai kedengaran bunyi tekanan bahan bakar pada injector. c. Prosedur start 1) Buka kran bahan bakar 2) Buka kran utama 3) Aturlah kedudukan governor pada posisi maksimum dan handle kopling pada posisi netral. 4) Angkatlah tuas decompressi dan engkol mesin diputar ± 5 sampai 6 putaran sehingga roda gila memberikan moment tertentu. 5) Lepaskan tuas decompressi sehingga mesin hidup. Apabila mesin belum hidup coba sampai 2 atau 3 kali 6) Apabila mesin hidup normal, tetapkan pada posisi putaran rendah dan masukan handle maju atau mundur dengan menambah putaran secara perlahan-lahan. d. Pengoperasian mesin sekoci 1) Periksa bahan bakar dalam tangki, tambah bila kurang. 2) Buka kran bahan bakar 3) Periksa minyak pelumas pada karter dan kopling 4) Putar handle pada saringan bahan bakar pada saluran keluar beberapa kali kekiri maupun kekanan. 5) Buka kran utama 6) Putar handle start dengan tangan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak. 7) Atur kedudukan governor pada posisi maksimum. 8) Putar handle start sampai terdengar bunyi tekanan bahan bakar pada injector Catatan : Apabila tidak kedengaran bunyi tekanan, berarti ada udara dalam sistim bahan bakar. Hal ini disebabkan oleh kebocoran dan kelainan pada pompa bahan bakar. Selama mesin operasi 1) Periksa air pendingin pada pipa keluar air pendingin. 2) Periksa tekanan minyak lumas pada indicator (Oil Signal), apabila normal oil signal berwarna biru. Sistim pemancar air pada sekoci (Sprinkler system) Sekoci penolong yang memiliki perlindungan terhadap kebakaran dengan semprotan air harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Air untuk keperluan tersebut harus diisap dari laut dengan pompa bermotor yang mengatur sendiri. Pompa tersebut harus dapat menghidupkan dan mematikan aliran air dibagian luar sekoci penolong. b. Pengisapan air laut harus diatur sedemikian, guna mencegah pengisapan cairan-cairan yang mudah terbakar dari permukaan laut. c. Sistim tersebut harus ditata dengan menyemburkan air tawar dan memungkinkan untuk dikeringkan sepenuhnya. Catatan : Apar yang sesuai pemadam kebakaran minyak harus disediakan adalah jenis tepung kimia kering. A. Perlengkapan Sekoci :  Alat penolong yang berbentuk gelang dan bisa terapung dilengkapi dengan talim terapung sepanjang 30 meter.  Kapasitas < 12 orang, satu pisau dengan satu ember. Kapasitas lebih dari 12 orang, dua pisau dengan dua ember.  Dua busa pengisap air lantai (sponge)  Dua jangkar apung, satu terikat tetapi satu lagi cadangan  Dua buah dayung  1 set alat-alat reparasi untuk kebocoran di ruang daya apung tiga pembuka kaleng  obat-obatan pada kemasan anti air.  Alat pembagi air anti karat  Senter tahan air yang bisa dipakai mengirim semboyan morse dengan cadangan satu set batu senter dan satu lampu.  Satu cermin semboyan dan satu suling semboyan  4 parasut merah  6 cerawat tangan (red hand flare)  2 semboyan asap  Satu set pancing  Makan  Air tawar 1,5 Liter untuk setiap orang  Pil anti mabuk laut 6 buah untuk tiap orang 1) Cara mepersiapkan sekoci, sangat tergantung dari type dewi-dewi, perlengkapannya dan letak serta penempatan dewi-dewi di dek. Menggunakan sekoci dengan dewi-dewi gaya berat. Pelaksanaan terdiri dari : 6 orang ABK : a) Periksa dan cabut harbour safety pins. b) Lepaskanlah lasing/grips sekoci, (periksa Triggers) c) Periksalah tali penahan (tricing pendant) d) Dengan mengangkat handle rem, lengan dewi-dewi segera keluar secara maksimum, blok lopor sekoci dilepas dari kait ujung dewi-dewi. Selanjutnya sekoci diarea sampai kegeladak embarkasi. e) Pasang bowsing tackle, rapatkan sekoci ke lambung kapal. f) Lepaskan tricing pendants (dengan melepas pelican hook). g) Penumpang dan ABK segera naik / masuk ke sekoci (dahulukan anak-anak, perempuan dan orang tua), duduk ditempat yang rendah dengan tenang. h) Area bowsing tackle, lepaskan dari blok tali lopor, dan lemparkan ke kapal. i) Turunkan sekoci sampai dipermukaan air, perhatikan ombak. j) Lepaskan ganco tali lopor (hook falls), dahulukan yang di buritan atau bersamaan, dan segera pasang kemudi dan celaga (rudder and tailer). k) Lepaskan / cabut pasak tali tangkap (toggle painter), kemudian tarik tali tangkap untuk memberikan laju terhadap sekoci. Petugas ganco di haluan segera menolak tangga atau lambung kapal agar sekoci bebas dari lambung kapal. 2) Menyiapkan sekoci dengan dewi-dewi ulir atau quadrantal Pelaksanaan terdiri dari : 8 orang anak buah kapal (1) Lepaskan grips / tali lasing dan bebaskan sekoci dari bantalan (2) Putar engkol agar dewi-dewi terdorong keluar sampai sekoci bebas dari lambung kapal. (3) Turunkan sekoci sampai ke geladak kapal (4) Pasang bowsing tackle untuk merapatkan sekoci kelambung kapal (5) Penumpang dan ABK segera naik / masuk ke sekoci. (6) Area bowsing tackle dan lepaskan dari blok tali lopor. (7) Turunkan sekoci sampai ke permukaan air, perhatikan ombak. (8) Lepaskan ganco tali lopor, pasang kemudi dan celaga. (9) Lepaskan pasak (toggle) tali tangkap untuk memberikan laju terhadap sekoci. Petugas ganco di haluan sekoci segera menolak tangga atau lambung kapal agar sekoci bebas dari lambung kapal. (10) Dayung sekoci menjauh dari kapal untuk menghindari pengisapan jika kapal tenggelam, perhatikan arus, pasang jangkar apung, selanjutnya menunggu bantuan / pertolongan. Pelaksanaan penurunan sekoci dipimpin oleh ABK senior dan dibantu oleh ABK yang telah ditunjuk. Jika hendak menaikkan sekoci pada kedudukan semula, maka pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan sesuai urutan kebalikannya. 3) Menyiapkan sekoci dengan dewi-dewi sekoci radial (radial davit) Pelaksanaan terdiri dari : 10 Orang Anak Buah Kapal (1) Lepaskan tali lasing / grips dan bebaskan sekoci dari bantalannya. (2) Tarik gaya belakang dan area gay depan, buritan sekoci akan segera keluar. (3) Tarik gay belakang dan area gay depan, haluan sekoci akan segera keluar. (4) Tarik gay belakang dan area gay depan hingga sekoci berada pada posisi tengah-tengah dari kedua dewi-dewi, pasang kemudi dan celaga. (5) Turunkan sekoci sampai ke geladak embarkasi, dengan meng-area tali lopor yang dibelitkan pada bitts. (6) Tarik gaya depan dan area gay belakang, sekoci akan merapat ke lambung kapal, selanjutnya pasang bowsing tackle dan ikat kuat agar sekoci tidak terayun untuk memudahkan penumpang naik ke sekoci. (7) Penumpang dan ABK segera naik ke sekoci (8) Lepaskan bowsing tackle, tarik gay belakang dan area gay depan sampai sekoci berada pada posisi tengah-tengah dewi-dewi. (9) Turunkan sekoci sampai ke permukaan air dengan meng-area tali kopor secara bersamaan. (10) Lepaskan block tali lopor, dahulukan yang buritan atau bersaman. (11) Lepaskan pasak tali tangkap muka belakang, tolak haluan sekoci keluar, dan segera dayung sekoci menjauhi kapal lempar jangkar apung sambil menunggu bantuan.