Jumat, 17 Juni 2011

KRISIS POLITIK LIBIA Khadafy Tawarkan Pemilu

TRIPOLI (Suara Karya): Orang kuat Libia, Moamar Khadafy, akhirnya "menyerah" setelah lama di bawah tekanan internasional. Khadafy menyatakan siap menggelar pemilu dalam tiga bulan mendatang, dengan syarat di bawah pengawasan internasional.
Demikian diungkapkan oleh Saif al-Islam, putra Khadafy, dalam wawancara dengan surat kabar Italia, Kamis. Saif mengatakan, tawaran menggelar pemilu ini dimaksudkan untuk mengakhiri krisis politik di Libia.
"Pemilu tentu saja bisa segera dilakukan dan dengan pengawasan internasional. Ini hanya cara termudah untuk keluar dari kebuntuan di Libia," kata Saif al-Islam kepada koresponden harian Corriere della Sera di Tripoli.
"Kami bisa mengadakan pemilu dalam waktu tiga bulan. Paling lama pada akhir tahun. Dan, jaminan transparansi bisa didukung oleh kehadiran para pengamat internasional," kata anak tertua pemimpin Libia itu.
Saif al-Islam selama ini menjadi kandidat suksesi Moamar Khadafy (68) yang telah dipersiapkan lama oleh penguasa Libia itu.
Saif mengatakan, pemilu dapat diawasi oleh Uni Eropa atau Uni Afrika, PBB atau bahkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama satu mekanisme dimasukkan dalam pelaksanaan untuk memastikan tidak adanya kecurangan.
"Mari kita bergerak ke jajak pendapat dan mungkin orang terbaiklah yang menang," katanya kepada wartawan yang telah muncul di Radisson Blu Hotel di Tripoli untuk wawancara dengan Menteri Luar Negeri Abdelati al-Obeidi, tapi menemukan Saif al-Islam di sana sebagai gantinya.
Sementara itu, NATO membantah tuduhan bahwa pihaknya melakukan satu serangan udara terhadap sebuah bus di Kota Kikla, Libia selatan, setelah televisi negara melaporkan bahwa 12 penumpang tewas dalam serangan Rabu tersebut.
"NATO tidak melakukan suatu serangan udara di kota itu kemarin (Rabu-Red)," kata seorang perwira senior dalam aliansi itu yang tak bersedia disebut namanya kepada AFP, Kamis.
Televisi negara Libia, Rabu, melaporkan, bus itu dihantam saat memasuki Kota Kikla. "Akibatnya, 12 dari penumpangnya mati syahid."
Dua ledakan mengguncang Tripoli tengah, Selasa (14/6) larut malam atau Rabu WIB, setelah tiga hari terhentinya serangan udara NATO yang ditujukan ke ibu kota Libia setiap hari selama beberapa pekan. Suara ledakan tersebut terdengar sekitar pukul 23.30 waktu setempat (Rabu, 04.30 WIB). Menurut beberapa saksi mata, asap hitam terlihat membubung dari satu tempat tak jauh dari pusat kota itu.
Kantor berita resmi Libia, Jana, melaporkan, beberapa tempat sipil di Kabupaten Al-Ferjan telah menjadi sasaran serangan NATO. Serangan tersebut telah membuat beberapa rumah warga sipil terbakar. Sejumlah orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya cedera.
Ibu kota Libia itu dan daerah pinggirannya telah menjadi sasaran serangan NATO hampir setiap hari sejak persekutuan Barat itu memulai operasi militernya pada 31 Maret, satu bulan setelah perlawanan terhadap Moamar Khadafy.
Secara terpisah, sejumlah anggota parlemen AS, Rabu, mengajukan gugatan terhadap Presiden Barack Obama atas penanganan operasi militer di Libia karena tanpa otorisasi Kongres.
Tokoh Demokrat Dewan Perwakilan, Dennis Kucinich, bersama dengan perwakilan Republik, Walter Jones, memimpin kelompok bipartisan anggota parlemen antiperang dalam menentang pemerintahan Obama di pengadilan federal.
"Berkenaan dengan perang di Libia, kami percaya bahwa hukum itu dilanggar. Kami telah meminta pengadilan untuk bergerak melindungi rakyat Amerika dari akibat kebijakan ilegal itu," kata Kucinich.
Dia mengkritik pemerintahan Obama untuk pengelakan terhadap Kongres dan penggunaan organisasi internasional seperti PBB dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk mengizinkan penggunaan kekuatan militer di luar negeri.
Obama berada di bawah tekanan sangat kuat dari Kongres atas keputusannya melancarkan aksi militer di Libia tanpa persetujuan Kongres.

Ketua DPR John Boehner, Selasa, memperingatkan, Obama akan melanggar hukum AS jika dia tidak bisa mendapatkan otorisasi Kongres untuk operasi militer di Libia pada akhir pekan ini. (AP/Antara/Adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar