Jumat, 17 Juni 2011

PELECEHAN Polisi Malaysia Telanjangi 2 Perempuan Singapura

Dua orang perempuan warga Singapura yang sedang berkendara menuju Johar Baru ditangkap oleh petugas imigrasi. Mereka diborgol, dimasukkan ke penjara dan kemudian ditelanjangi. Tindakan ini membuat protes Singapura dan menuduh Malaysia telah melakukan pelanggaran HAM serius terhadap warganya.
Menurut salah satu perempuan korban pelecehan, kejadian itu mereka alami ketika mereka tertangkap operasi oleh polisi Malaysia karena paspornya tidak distempel pihak imigrasi Malaysia. Mereka ditahan 48 jam di Johar Baru sebelum akhirnya di deportasi ke Singapura.
"Kami sangka ini adalah persoalan kecil. Nyatanya kami mendapat perlakuan yang sebelumnya tidak kami sangka sama sekali," ujar salah satu wanita itu, yang bernama Chang, seperti dikutip Straits Times, Selasa (14/6).
Chang yang berusia sekitar 30 tahun berkendara dari Singapura ke Johar Baru bersama temannya Lim yang berusia 20 tahun. Saat melewati perbatasan, keduanya tidak menyerahkan paspor mereka untuk distempel setelah memasuki wilayah Malaysia.
Polisi Malaysia menangkap keduanya dengan tuduhan pendatang harap dan memasukkan mereka ke penjara sebelum mendeportasi ke negaranya.Lim mengaku mengendarai mobil yang baru dia beli di Singapura. Saat kejadian berlangsung, Lim mengaku baru pertama kalinya mengemudi di Malaysia.
Kejadian ini mendorong Pemerintah Singapura melayangkan protes -kendati belum secara resmi- terhadap Malaysia. Mereka minta oknum polisi yang melakukan pelecehan itu dihukum.
Malaysia memang menjadi peringkat pertama dalam daftar 19 negara yang aman di dunia, namun negara itu mendapatkan peringkat bawah yakni ke-59 dari 66 dalam penegakan HAM."Meskipun aman, kekerasan yang dilakukan oleh kepolisian Malaysia kerap terjadi," menurut laporan World Justice Project's Rule of Law Index 2011, seperti dikutip the Star, Selasa (14/6).

Hak-Hak fundamental antara lain adalah kesetaraan dan ketiadaan diskriminasi, hak untuk hidup dan mendapat jaminan keamanan, kebebasan berbicara, ekspresi, dan beragama, tidak mendapat tempat di Malaysia. Pemerintahan juga dinilai masih tinggi akan korupsi, intervensi politik. (*/Adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar